Ditinggal Ibu, Widya Bocah Perempuan di Banyuasin Cari Nafkah Sendiri Sambil Merawat Ayahnya yang Sakit
BANYUASIN -HBN Indonesia Bocah Perempuan 11 tahun di Desa Lubuk Karet Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin harus rela kehilangan masa kanak-kanaknya demi mencari nafkah untuk kebutuhan hidup.
Meski mencari nafkah dan biaya sekolah, Widya juga harus merawat ayahnya yang sedang sakit karena ibunya telah meninggal dunia.
Dengan berjualan kerupuk sudah 3 tahun, Widya setidaknya bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan semangat untuk tetap sekolah masih tinggi untuk mencapai cita-citanya.
Karena perjuangan mencari nafkah dan menjadi tulang punggung keluarga, membuat Calon Bupati Banyuasin H Askolani SH MH dan calon wakil bupati Netta Indian merasa terharu dan berkesempatan bersilahturahmi ke rumah Widia.
Tak hanya ngobrol dengan Widia saja, H Askolani SH MH dan Netta Indian juga memberikan bantuan langsung berupa uang dan juga sembako kepada sang bocah tangguh.
H Askolani SH MH dan Netta Indian merasa terharu dan juga salut dengan pendirian Widia yang rela kehilangan masa kanak-kanaknya demi mengurus ayahnya yang sakit dan berjualan kerupuk keliling.
“Widia ini anak hebat. Alhamdulillah, bisa bertemu dan ngobrol langsung. Tadi juga ada bantuan sedikit, agar Widia dan ayahnya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah,” kata Askolani, Rabu (19/6/2024).
Lanjut Askolani, ia juga sudah memberikan nomor ponsel pribadi kepada Widia agar si bocah tangguh bisa selalu dapat menghubunginya.
“Saya sudah berpesan, kalau butuh untuk sekolah dan makan jangan takut untuk telepon. Agar saya bisa langsung mengirim apa yang dibutuhkan, baik itu uang dan sembako,” ungkap Askolani.
Sedangkan Netta Indian, mengungkapkan merasa sangat sedih mendengar cerita Widia. Terlebih, ia yang juga seorang ibu terketuk hati untuk bisa membantu Widia.
“Anak tangguh dan hebat. Mau merawat ayahnya yang sakit, tetapi tetap mau sekolah agar bisa mencapai cita-citanya,” kata Netta Singkat.
Editor tayang Zaki
Tim media mcngrup
Average Rating