Banyuasin, Diduga karena tidak Tranparans anggaran PGRI Banyuasin yang membuat sebagian anggota PGRI mempertanyakan kemana iuran bulanan dari anggota dan kenapa ada kenaikan, dan ternyata iuran sebesar Rp 16 ribu per bulan itu sudah lama dan ketua PGRI Banyuasin yang saat ini baru menjabat, Herlani, ingin menjadikan dan membuat PGRI Banyuasin lebih transparan, sehingga seluruh anggota mengetahui semua anggaran dari iuran anggota.
“Iuran itu sudah dari dulu, ada pembagiannya memang, untuk pusat, propinsi, Kabupaten dan Kecamatan itu 8 ribu , dan 8 ribu lagi untuk tambahan operasional Kabupaten 2 ribu, Operasional Kecamatan 1 ribu dan dana sosial 1 ribu masih 4 ribu kan, nah itu untuk membuat mes guru yang jauh ketika ada kegiatan di Kabupaten bisa jadi tempat penginapan guru yang memang anggota PGRI,” jelasnya, Selasa (30/9/2025).
Maka kedepan lanjut dia, segala kegiatan yang menggunakan anggaran iuran anggota akan di informasikan dalam bentuk konferensi pers di setiap Pengurus Kecamatan.
” Program kita nanti dan sudah jalan kita lakukan konferensi pers biar anggota semua tahu dan tidak miskomunikasi,” ucap dia.
Mengenai ada anggota PGRI yang tidak dapat dana pensiun dari iuran itu , Herlani menjelaskan bahwa anggaran PGRI mengalami devisit sehingga tidak ada lagi anggaran untuk anggota yang pensiun.
“Sebenarnya program itu terkesan memaksa, sehingga anggaran untuk anggota yang pensiun tidak ada lagi, kita kalikan saja jika dalam 1 tahun ada 100 guru sebagai anggota PGRI pensiun kalikan saja 1 juta satu orang sudah 100 juta kan, dan Per 1 Januari 2024 itu tidak dibayar lagi diputuskan dalam kongres 23 , dikarenakan anggaran devisit dan program itu distop, apalagi PGRI inikan tidak dapat dana hibah, harapan kita juga kalau boleh minta ke Bupati, minta dibangunkan pagar keliling kantor PGRI Banyuasin ini, tidak enak dilihat, ” harapnya.