Banyuasin,_Usai Hari Raya Idul Fitri 1446 H, 2025 M, harga karet alam di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin mengalami penurunan signifikan, Untuk harga mingguan karet basah di semula Rp 9.000 hingga Rp10.000 per kg jadi Rp 7000 hilang 3 ribu, Untuk Harga di Kelompok Petani Harga Karet di semula Rp 13.500 hingga Rp 14.000 per kg kini Rp 10.000
Romli pelaku usaha pengepul karet di Kecamatan Banyuasin III mengungkapkan banyak pengepul karet atau toke karet mengalami kerugian, karena sebelum lebaran membeli karet di harga normal namun menjual setelah lebaran harga karet alami penurunan signifikan.
“Banyak pelaku pengusaha karet rugi , dan sebagian tidak menjual disimpan menunggu sampai harga karet kembali semula,” katanya, Kamis (10/4/2025).
Dia menilai, penurunan harga karet akibat dari kebijakan presiden Amerika Donald Trump yang menaikkan harga ekspor sebesar 34 persen.
“Faktor penyebab karena nilai ekspor ke Amerika tinggi, sehingga barang yang dikirim ke sana ditahan dulu,” ujarnya menduga.
Dikutip dari agricom.id, Jum’at (11/4/2025). membeberkan setelah momen libur panjang Idul Fitri, harga karet alam di SGX Sicom mengalami penurunan drastis diawal perdagangan Selasa 8 April 2025, harga karet dengan kadar karet kering (KKK) 100% ditutup sebesar Rp 26.884/Kg (US Cent 163.1).
Harga karet anjlok sebesar Rp 5.317/Kg, dibandingkan perdagangan pada hari Kamis 27 Maret 2025, yang ditutup dengan harga Rp 32.846/Kg (US Cent 198.6).
Sebagai informasi, di awal April 2025 dunia dikejutkan dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang menaikkan tarif impor ke negaranya, Indonesia dengan komoditas alam seperti minyak sawit (CPO) dan karet terkena tarif sebesar 32 persen.
Pemerintah Indonesia terus menjalin komunikasi dengan negara-negara Asean dan negosiasi langsung dengan AS. Serta menyiapkan langkah stabilisasi pasar hingga percepatan kerja sama dengan negara-negara lainnya.
Selain nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, harga karet kerap mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari permintaan pasar global, kondisi cuaca, hingga perubahan kebijakan di negara-negara konsumen utama seperti China dan Amerika Serikat. (***)