Muhammad Farid : Penurunan Stunting Perlu Langkah Yang Tepat Dan Serius, Yakin Bisa!!
Pangkalan Balai – Dalam rangka percepatan penurunan stunting tingkat Kabupaten Banyuasin Tahun 2024, Penjabat Bupati Banyuasin Muhammad Farid, S.STP.,M.SI didampingi Sekretaris Daerah Ir. Erwin Ibrahim ST.,MM.,MBA ASEAN Eng bersama Dinas DP2PAP2KB dan Dinas Kesehatan serta OPD terkait melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Semester ll di Guest House Ruang Rapat Kantor Bupati Banyuasin, Rabu (21/8).
Adapun tujuan rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yaitu mendeklarasikan komitmen Pemerintah Daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting, membangun komitmen bersama dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi di Kabupaten Banyuasin, dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Pj. Bupati Banyuasin Muhammad Farid, dalam sambutannya mengatakan rakor hari ini adalah upaya serta langkah-langkah yang konkrit dan keseriusan kita untuk menyelesaikan stunting, dalam akselerasi pencapaian target penurunan stunting dan bentuk komitmen yang kuat untuk memastikan pendampingan, pendataan, monitoring, dan evaluasi. Pemerintah telah mencanangkan gerakan intervensi serentak pencegahan stunting. Salah satu upaya pencegahan stunting adalah meningkatkan cakupan layanan yang diterima harus sesuai sasaran. Posyandu sebagai lembaga kemasyarakatan desa menjadi pusat layanan dasar terutama dalam pemantauan tumbuh kembang bayi, balita, dan pemeriksaan ibu hamil.
“Permasalahan stunting masih menjadi hal global dan nasional yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Daerah karena stunting dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Untuk itu perlunya kolaborasi, sinergi, dan kerja keras dalam melakukan percepatan penurunan stunting dalam mewujudkan target prevelensi stunting nasional maupun daerah,” jelasnya.
Kepala Dinas DP2PAP2KB Dra. Yosi Zartini, MM menjelaskan dari Dinas DP2PAP2KB telah melakukan upaya penanganan stunting dengan cara pendampingan keluarga sasaran berisiko stunting (catin, bumil, baduta, balita) oleh tim pendamping keluarga, pelaksanaan mini lokarya tingkat Kecamatan dalam percepatan penurunan stunting di 21 Kecamatan setiap bulan, pendampingan balita bermasalah gizi dan balita kurus serta ibu hamil pada 1000 hari pertama kehidupan, pelayanan kolaboratif dengan memberikan pelayanan KB MKJP, dan pembentukan sekolah lansia.
“Adanya gerakan cegah stunting dalam upaya intervensi penurunan stunting. Maka dari itu terbentuknya TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kabupaten Banyuasin dalam menggerakkan, mensinergikan seluruh stakeholder dengan kegiatan nyata. Melalui komitmen bersama dalam melakukan pendampingan, konseling dan pemeriksaan kesehatan pra nikah sebagai upaya pencegahan stunting dan diluncurkannya bapak asuh anak stunting (BAAS), ini adalah langkah konkrit yang telah dilakukan dalam penanganan stunting baik dari TPPS dan tim penggerak PKK Kabupaten Banyuasin. Penurunan stunting tidak bisa terjadi secara cepat, diperlukan keseriusan dan kerja keras antara lintas program dan lintas sektor,” jelas Kadis DP2PAP2KB.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Dr. dr. Hj. Rini Pratiwi, M.Kes menyampaikan dalam penanganan stunting sudah dilakukan langkah konkrit yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) pangan local pada ibu hamil, monitoring dan evaluasi perkembangan pengukuran sasaran audit kasus stunting perbulannya, pemberian tablet tambah darah (TTD), pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita di Posyandu dan PAUD, dan pemberian imunisasi dasar lengkap dan vitamin A pada bayi dan balita di Posyandu dan PAUD.
“Penanganan kasus stunting harus dilakukan sejak dini, dari kondisi saat ibu hamil tetap memperhatikan asupan gizi. Kita tidak boleh sepele dan meremehkan kasus stunting ini, jika dilakukan kerjasama yang baik dengan stakeholder terkait angka stunting di Kabupaten Banyuasin tentunya bisa turun,” ujarnya.
(Diskominfo SP.IKP).
Editor tayang Zaki
Tim media mcngrup